Selasa, 28 Desember 2010

Kuil Seribu Lonceng

Kuil seribu lonceng kini menjadi legenda dan keberadaannya tetap menjadi rahasia.
Namun, ada seorang pemuda yg percaya dengan kisah itu. Ia ingin sekali mendengar suara lonceng itu.
Kini ia berdiri dibibir pantai, mendengar dgn seksama, berharap dpt didengarnya bunyi lonceng itu.
Tapi, telah beberapa jam ia berdiri disana, tak satu suara lonceng pun terdengar.
Keesokan hari, sang pemuda mencoba lagi. Namun, tetap saja hanya debur ombak dan suara angin yg didengarnya.
Orang2 disana pun mulai mencemooh si pemuda.

Hanya ada satu orang tua yg peduli dengannya, mendukung si pemuda, "jangan menyerah, Nak.
Temukan suara itu didalam heningmu. Dengarlah keindahannya dalam damai hatimu "
Sang pemuda kembali melanjutkan pencariannya setiap mlm.

Suatu ketika ia kembali duduk dipinggir pantai mnatap laut didpnnya. Pendengarannya dipasang kuat.
Matanya terbuka tapi tetap terjaga. Hening. Kupingnya mulai tlatih utk membedakan suara buih dan deru angin.
Sesaat lirih terdengar suara lonceng di telinganya. Sayup2 suara itu mkn keras. Satu, dua, tiga lonceng yg berdentang.
Sang pemuda terus berkonsentrasi. Suara2 itu mulai jelas. Ah,kini ia mulai mnikmati suara yg berdentang itu.

Kuil 1000 lonceng itu terlihat nyata dlm pendengarannya. Pencarian sang anak muda kini berakhir.
Suara genta itu bersahutan ditelinga. Ada harmoni keindahan musik yg sdang menjalar dlm hatinya.
Kuil itu tlh ditemukan dan hal itu membutuhkn banyak perjuangan.
Kuil lonceng itu hanya bisa didapatkn oleh mrk yg mau sabar utk mnekuni setiap suara yg datang.
Kuil lonceng itu hanya bisa didengar oleh mrk yg berada dlm kedamaian.


Moral :

Saya percaya disetiap hati kita ada seribu lonceng yg berdentang dan bercerita ttg kebahagiaan.
Saya pun percaya didlm kalbu kita itu akan selalu terdengar seribu lonceng yg memainkan nada ketentraman.
Dilubuk hati kita akan selalu ada seribu lonceng yang bersahutan membunyikn kedamaian.
Dan disana akan terdengar genta2 itu dgn setia bsenandung kpd kita ttg kebijaksanaan.
Saya percaya tak hanya butuh telinga utk dpt mendengarkn semua keindahan itu.
Tapi kita jug butuh nurani yg bersih,dan kalbu yg suci. Kita juga akan butuh ketekunan dan kesabaran.
Suara seribu"keindahan" itu hanya akan didengar oleh mrk yg terbiasa utk membedakn antara amarah dan cinta.
Bunyi seribu nada "kedamaian" itu hnya akn mengisi mrk yg mampu memilah mana percaya diri dan putus asa.
Temukanlah dalam hening dan damai hati kita


(Anonymous) .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar