Selasa, 28 Desember 2010

Kisah Penjual Tempe

Di sebuah desa di pedalaman Tanah Jawa.
Di situ ada seorang perempuan tua yang kuat beribadah.
Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari.
itu merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyambung hidupnya.
Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.

Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika
beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia kaget
ternyata tempenya yang terbuat daripada kacang kedelai hari itu masih, separuh jadi.
Kebiasaannya tempe yang dibuatnya telah masak sebelum berangkat untuk dijual kepasar.
Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyata memang kesemuanya belum masak.

Perempuan tua itu amat sedih sebab tempe yang masih belum masak itu
pastinya tidak akan laku terjual dan tiadalah ia memperoleh rezeki pada hari itu.
Dalam suasana hatinya yang sedih, dia pasrah kepada Allah.
dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Allah SWT yang menyatakan,
bahwa Allah dapat melakukan perkara-perkara gaib, bagi Allah tiada hal yang mustahil.

Lalu diapun pergi mengambil air wudhu tuk melakukan sholat sunnah 2 rakaat
setelah itu ia mengangkat kedua tangannya sambil berdoa , Ya Allah aku
memohon kepadaMu agar hari ini dimudahkan bagiku tuk mencari rizki,
dan kacang kedelaiku dapat cepat masak dan menjadi tempe. Amin.....

Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya.
Dia sangat yakin bahwa Allah pasti mengabulkan doanya.
Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan
bakal tempe dengan ujung jarinya dan dia pun membuka sedikit bungkusan.
Namun, dia termenung seketika sebab tempe itu masih setengah jadi.

Namun dia tidak putus asa, sebaliknya ia berfikir mungkin doanya kurang khusyu.
Maka dia pun kembali mengangkat kedua tangannya dan memanjatkan doa.
"Ya Allah, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagi - Mu,
mudahkanlah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencarianku,
jadikanlah tempe ku masak Ya Allah, Amin.....

Dengan penuh harapan dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan itu.
berharap sesuatu terjadi pada tempenya itu, apa yang terjadi?
Dia termangu ternyata tempenya masih tetap belum masak

Sementara itu hari pun semakin meninggi, sudah tentu aktivitas dipasar sudah ramai.
namun dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul.
Walau bagaimanapun karena keyakinannya yg sangat tinggi,
dia memutuskan untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.

Perempuan tua itu pun berserah pada Allah dan meneruskan perjalanannya ke pasar
sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan masak.
Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi selama perjalanannya ke pasar.

Sebelum keluar dari rumah, ia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.
" Ya Allah, murahkanlah aku keselamatan dan mudahkanlah urusanku,
aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku Ya Allah , Amin ".
Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya.

Sesampainya di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya.
Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang pasti sudah menjadi.
Dengan hati yang berdebar-debar dia membuka bakulnya
dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada.
Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya.
namun tempenya masih belum masak.

seketika itu ia menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mulai merasa sedikit kecewa
dan putus asa kepada Allah karena doanya tidak dikabulkan. Dia merasakan Allah tidak adil.
Allah tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya mata pencariannya, hasil jualan tempe.
Dia hanya duduk saja tanpa menggelar barang jualannya sebab dia merasa,
bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh jadi.
Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi,
para pembeli sudah mulai berkurang.

Dia melihat - lihat kawan - kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis.
Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahwa
hari ini tiada hasil jualan yang bisa dibawa pulang.
Namun sebenarnya jauh di sudut hatinya masih menaruh harapan kepada Allah,
pasti Allah akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahwa pada hari itu
mungkin dia tidak akan dapat pendapatan langsung.
Namun dia tetap berdoa, "Ya Allah, Ya Rabbi Tuhanku Yang Maha Adil dan Bijaksana,
berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang belum masak ini."

Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita.
"Maaf ya, saya ingin bertanya, apakah nene` menjual tempe yang belum jadi?
Dari tadi saya sudah pusing, keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum mendapatkannya".
perempuan tua itu termenung dan terpinga-pinga seketika.
Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe,
belum pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum jadi.

dia pun gembira dalam hatinya dan bersyukur kepada Allah.
Wanita itu pun memborong habis semua tempenya yang belum jadi itu.
Sebelum wanita yang membeli tempenya itu pergi, dia sempat bertanya,
Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?

dan Wanita itu pun menerangkan bahwa anaknya yang kini berada di Kairo - Mesir
yang sedang melanjutkan studi,
ingin sekali makan tempe dari desa. karena tempe itu akan dikirimkan ke luar negeri,
si ibu terpaksa membeli tempe yang belum jadi supaya apabila sampai di Kairo nanti
menjadi tempe yang masak.
Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti disana tempe itu sudah tidak bagus lagi dan rasanya pun kurang enak.

Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah
dikabulkan oleh Allah...



pesan moral :

Pertama: Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Allah sewaktu berdoa,
padahal sebenarnya Allah lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apa
yang terbaik untuk diri kita.

Kedua:. Senantiasalah berdoa dalam menjalani kehidupan sehari - hari kita sebagai hamba - Nya
yang lemah.
Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yang dipinta.
Percayalah bahwa Tuhan akan mengabulkan doa kita, sesuai dengan rencana - Nya,
yang mungkin di luar jangkauan kita.

Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Allah.



" Doa adalah lagu hati yang membimbing kearah singgasana Tuhan meskipun di tingkah oleh suara ribuan orang yang sedang meratap"


~ Khalil Gibran 1833 - 1931 ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar